PURWAKARTA — Ketua Umum PP FSP KEP SPSI, R. Abdullah, memberikan motivasi kepada jajaran pengurus di 7 PUK (Pengurus Unit Kerja) FSP KEP SPSI Purwakarta di Kantor PC FSP KEP SPSI Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (28/9//2018). “Untuk mewujudkan FSP KEP SPSI Berkelas Dunia, saya tekankan agar semua anggota, khususnya pengurus PUK mampu memahami enam agenda penguatan organisasi. Pengurus ditunjuk untuk menunjukkan dedikasinya melayani, membantu, dan mengadvokasi para pekerja di lingkungan kerja masing-masing. Maka itu, pengurus harus mau berubah, belajar dan meningkatkan kemampuan,” ujar R. Abdullah, dalam sambutannya di hadapan belasan pengurus dari 7 (tujuh) PUK di acara bertajuk ‘Pendidikan dan Pembekalan Penguatan Organisasi Melalui Advokasi’.
R. Abdullah mengingatkan tantangan dunia industri semakin ketat di era sekarang hingga mendatang. Maka dari itu, pengurus PUK pada khususnya maupun pekerja pada umumnya harus membekali diri terhadap isu-isu yang akan mereka hadapi, seperti diberlakukannya Era Revolusi Industri 4.0. Era Revolusi Industri 4.0 dinilai bisa menggerus keberadaan peran pekerja secara kuantitas. Perusahaan akan memangkas jumlah pekerja dan mengganti perannya dengan robot.
Untuk mencapai SPKEP SPSI Berkelas Dunia, R. Abdullah menjabarkan target-targetnya yang terdiri 4 (Empat) Target, yakni Periode Pertama (tahun 2007-2012) adalah Tahap Konsolidasi. Periode Kedua (tahun 2012-2017) adalah Tahap Reformasi Organisasi dengan 4 plus 2 Penguatan. Periode Ketiga (tahun 2017-2022) yakni Tahap Kesetaraan Sesama Pelaku Hubungan Industrial. Sedangkan Periode terakhir atau Keempat (tahun 2022 hingga tahun 2027) adalah “Menjadikan FSP KEP SPSI Kelas Dunia”. “Untuk memahami kondisi pengelolaan pekerja di luar negeri, kami rutin menugaskan kader-kader terbaik ke sejumlah negara. Belum lama ini, dua kader ikut konferensi di Filipina. Sebelumnya, kami tugaskan kader berangkat ke India,” katanya.
R. Abdullah yang memimpin PP FSP KEP SPSI pada tahun 2017 ini lantas mencontohkan sepak terjang serikat pekerja di Singapura yakni NTUC, yang turut menggerakkan sendi perekonomian di negeri tersebut. Di antaranya seperti mengelola mayoritas unit taksi, mendirikan koperasi, lembaga keuangan serta lembaga-lembaga lain penggerak ekonomi. NTUC memiliki dua koperasi, yaitu NTUC Fair Price dan NTUC Income, yang bergerak di sektor ritel dan aasuransi. Dua koperasi ini sudah masuk dalam daftar 300 koperasi besar kelas dunia.
NTUC Fair Price didirikan pada tahun 1973 atas inisiatif aktivis organisasi buruh National Trade Union Conggress (NTUC) dan sudah menguasai 58 persen pangsa pasar dan tersebar dalam 246 jaringan minimarket, supermarket, hingga Hypermarket. Pengaruhnya di pemerintah sangat kuat. “Kita ingin PP FSP-KEP SPSI hingga di daerah punya koperasi, bank, minimarket dan sejenisnya. Minimal PUK punya kepemilikan saham di perusahaan, agar dananya bisa menjadi operasional organisasi,” katanya.
Penguatan SDM
Untuk penguatan SDM, R. Abdullah menyampaikan bahwa PAC SPSI Kota Bekasi sudah menjalin kerjasama kuliah dengan perguruan tinggi dan memasuki semester keenam. “Sehingga, tahun depan, sudah ada pekerja anggota FSP-KEP SPSI yang bergelar sarjana. Ke depan, pola ini kita duplikasi,” katanya. Penguatan lain adalan pembuatan Kurikulum Silabus, mengagendakan Training of Trainer (TOT) — mencetak trainer andal– sehingga ada kesetaraan bidang hubungan industri bagi mayoritas pengurus dari pengurus pusat, pengurus daerah, pengurus unit maupun anggota pekerja.
Pada penguatan Bidang Advokasi, PP FSP KEP SPSI sudah membentuk Lembaga Advokasi Nasional (LBHN) dan kini menangani sejumlah perkara hubungan industri. Pengurus Pusat terus memperkuat jaringan dengan lembaga yudikatif, berusaha menempatkan Hakim Ad Hoc di PHI (Pengadilan Hubungan Industri) dan MA (Mahkamah Agung), menciptakan kader-kader Konsiliator, Arbiter dan Hakim Ad Hoc. “Membuat buku Standar Advokasi, menggelar pendidikan para legal agar pengurus tingkat PUK bisa berperkara di pengadilan jika ada pekerja kena PHK, serta berafiliasi dengan SP/SB Internasional,” terang R. Abdullah.
Khusus untuk sesi pendidikan dan pelatihan (diklat) kali ini di Kantor PC FSP KEP SPSI Purwakarta, R. Abdullah menjabarkan ada tiga fungsi SPSI dalam Advokasi. Yakni melindungi, membela dan meningkatkan kesejahteraan pekerja. Fungsi melindungi adalah preventif dan edukatif, memberikan pencerahan kepada anggota agar tahu tentang hak dan kewajiban taat azas.
Kemudian, fungsi membela atau advokasi ditujukkan untuk menciptakan keadilan bersama. “Dan fungsi ketiga atau meningkatkan kesejahteraan yakni negoisasi dalam perundingan, komunikasi, dialog sosial dan negosiasi dalam pembahasan PB/PKB,” jelasnya. R. Abdullah juga mengungkapkan pentingnya penguatan bidang Keuangan Organisasi, Solidaritas dan Soliditas, Administrasi dan Propaganda Positif serta Teknologi Informasi (TI) bagi kemajuan organisasi dan kesejahteraan anggota pekerja.
Sementara itu, Ketua PC FSP KEP SPSI Kabupaten Purwakarta, Ira Laila Budiman, menyampaikan harapan kepada pengurus PUK yang baru dan para PUK yang sudah lama untuk dapat melaksanakan advokasi secara maksimal terhadap para anggota pekerja dengan cara dan alur yang benar. “Saya juga berharap agar pengurus-pengurus PUK menjadi role model untuk menciptakan propaganda positif dengan target penambahan jumlah anggota baru FSP KEP SPSI di Purwakarta, sehingga ke depan menjadi anggota pekerja mayoritas di lingkungan Serikat Pekerja (SP) se-Purwakarta,” ujar Ira Laila, saat memberikan sambutan. Ira Laila baru satu dilantik menjadi Ketua baru PC FSP KEP SPSI Kabupaten Purwakarta untuk periode 2018-2023. Diklat ini diharapkan terus digelar di kemudian hari untuk memperlancar optimalisasi 6 (Enam) Penguatan Organisasi.
Sesi Tanya Jawab
Dalam kesempatan sesi tanya jawab, Ketua PUK PT. Nipsea Paint, Ade Hasanudin, mengungkapkan kondisi anggota SPSI di lingkungan kerjanya yang masih sedikit. Demikian juga besaran iuran, yang dianggap masih sangat kecil, yakni Rp 2.500 per bulan. Ade meminta saran. Pengurus PD FSP KEP SPSI Provinsi Jawa Barat, Agus Koswara, memberikan solusi. Meski jumlah anggota dari pekerja masih minim, pengurus PUK harus tetap semangat dan menunjukkan kinerja. Agus lantas menceritakan pengalaman dia yang pernah menjadi ketua PUK dengan jumlah anggota yang masih minim, yakni hanya tiga orang anggota. Padahal, jumlah pekerja di perusahaan tempat dia bekerja ada ribuan orang. Namun seiring waktu, dia mampu merekrut anggota baru dan setiap acara bisa dihadirkan 500 orang dari awal acara hingga acara berakhir. Agus juga menyampaikan ada tiga poin pada penguatan advokasi. Pertama, untuk menyiapkan tantangan FSP KEP SPSI dalam melaksanakan enam penguatan agenda organisasi. Kedua, penguatan advokasi dilakukan dengan pra-in-pasca. “Pra sebagai tindakan preventif dengan melakukan edukasi dan pembinaan. Sedang ‘in’ adalah saat pendampingan dan pembelaan. Kemudian ‘pasca’ yaitu dengan melakukan rehabilitasi dan rekontruksi. Sehingga, sifat advokasi yang dilakukan pengurus tidak seperti pemadam kebakaran,” kata Agus, panjang lebar.
Sedangkan Pengurus PC FSP KEP SPSI Kabupaten Purwakarta, Lina Marlina, menanyakan apakah pengurus diperbolehkan mencari income kas organisasi di luar iuran para anggota pekerja. R. Abdullah menjelaskan bahwa pengurus di PUK, PC, PD maupun PP diperbolehkan mencari tambahan income buar kas organisasi selain pos iuran pekerja. Sepanjang mekanisme sah, legal, konstitusional dan tidak melanggar hukum. “Makanya, impian ada koperasi, bank, asuransi atau unit bisnis lainya adalah solusi alternatif income tambahan bagi kas organisasi. Dan ini dimatangkan dalam Penguatan Bidang Keuangan,” tuturnya.
Tambah Anggota Baru
Di sela-sela menyampaikan sambutan, R. Abdullah menantang para pengurus PUK agar merekrut anggota baru di lingkungan industri Kabupaten Purwakarta, yang memiliki 400-an industri. “Saya tantang kalian semua. Satu PUK bisa membentuk satu PUK baru, sehingga tahun depan menjadi 14 PUK. Saat sesi ini digelar lagi pada tahun depan (2019), saya ingin lihat, apakah pengurus sudah bertambah atau terbentuk menjadi 14 PUK? Saya yakin kalian bisa,” kata Abdullah meyakinkan para PUK Purwakarta yang dibalas dengan ucapan kesanggupan secara gegap gempita. Menariknya, selama sambutan berlangsung, R. Abdullah berulang-ulang menggenjot motivasi pengurus PUK dengan yel-yel organisasi. Suasana menjadi hidup, peserta pelatihan selalu bersemangat dan antusias mengikuti acara, terutama sesi tanya-jawab. (Tim Media FSPKEP SPSI/Zaky) ***