KEPTV News, Jakarta – Partai adalah bagian dari pilar demokrasi. Hadirnnya, memiliki pengaruh signifikan terhadap perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Keberadaannya juga dijamin oleh undang-undang.
Idealnya, partai politik mampu menjalankan fungsinya untuk menyerap aspirasi rakyat dan diteruskan dalam bentuk kebijakkan pemerintah yang berpihak kepada rakyat tersebut.
Akan tetapi, selama ini fungsi itu tidak terlaksana dengan baik, dari pemilu ke pemilu hasilnya rakyat hanya melihat tontonan prilaku politisi yang memuakkan, cenderung memburu materi, menghianati kepercayaan rakyat serta terlindas oleh berbagai kasus-kasus memilukan.
Rakyatpun bosan, lalu menjadi apatis. GOLPUT pun jadi tempat pelarian. Tidak heran jika tren golput terus meningkat.
Partai hanyalah kumpulan dari individu dengan kesamaan paham dan tujuan. Sebagai kumpulan manusia dan bukan malaikat, tentu jauh dari kesempurnaan.
Maka pada sisi ini objektifitas kita diperlukan. Jika boleh mengklasfikasi partai (tentu dengan segenap politisinya), dari kesalahan-kesalahan yang pernah mereka lakukan. Maka partai dapat dibedakan.
Pertama, partai dengan kesalahan-kesalahan menumpuk dan ditunjukkan sejak lama sepanjang kiprah mereka di tanah air.
Maka kepada partai seperti itu perlu dihukum oleh rakyat dengan cara tidak lagi memberikan dukungan kepadanya, biar terbonsai dan akhirnya layu ditelan usia.
Kedua, partai dengan tingkat kesalahan lebih sedikit ditandai dengan minimnya kasus-kasus yang mendera, bisa dihitung dengan jari. Kepada mereka perlu dibukakan pintu maaf dan diberi kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya.
Ketiga, partai bebas dari kesalahan seratus persen, partai ini hanya ada dalam mimpi dan khayalan, karena seperti disebutkan tadi, selagi partai itu diisi oleh manusia maka tidak akan bersih dari kesalahan. Termasuk partai mengusung ideologi agama sekalipun.
Oleh sebab itu rasanya rakyat harus lebih cerdas dalam memilih partai politik untuk saat ini. Terlebih memasuki 2024 nanti, dimana Pemilihan Umum (PEMILU) kembali bergulir.
Kemudian, berbicara partai. Rasanya hal yang tepat bila memilih partai yang gak neko-neko dan tipu-tipu. Diantaranya adalah Partai Buruh yang saat ini dipunggawai oleh Said Iqbal.
Partai Buruh memiliki 13 platform perjuangan, yaitu:
- Kedaulatan rakyat.
- Lapangan kerja.
- Anti korupsi.
- Jaminan sosial yang meliputi jaminan kesehatan, jaminan pensiun, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, jaminan pengangguran, jaminan pendidikan, jaminan perumahan, jaminan air bersih, hingga jaminan makanan untuk rakyat.
- Kedaulatan pangan, kedaulatan ikan, dan kedaulatan ternak.
- Upah layak.
- Pajak untuk kesejahteraan rakyat.
- Hubungan industrial antara lain menolak outsourcing, tolak karyawan kontrak berkepanjangan, pesangon yang layak, jam kerja yang manusiawi, perlindungan buruh perempuan, kerja layak, tolak buruh kasar TKA, tolak pemagangan, dan tolak PHK yang dipermudah.
- Perlindungan perempuan dan anak muda.
- Lingkungan hidup, masyarakat adat, dan HAM.
- Kesejahteraan dan status PNS untuk seluruh guru dan tenaga honorer.
- Pemberdayaan disabilitas.
- Membangun kekuatan BUMN dan koperasi.
Partai Buruh membawa agenda utama ‘negara sejahtera’ yang merupakan konsep negara mengalokasikan banyak sumber daya demi menyediakan berbagai jaring pengaman sosial bagi seluruh masyarakat.
Sekretaris Jenderal Partai Buruh Ferri Nuzarli berjanji, jika Partai Buruh lolos ke parlemen, dan apalagi berkuasa, pihaknya akan meloloskan aturan pro rakyat cilik. Salah satu unggulannya adalah program Jaminan Makan untuk Rakyat.