DEPOK — Direktur Diklat Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Kimia Energi Pertambangan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PP FSP KEP SPSI), Bung Chandra Mahlan, menjelaskan sejumlah ancaman terkait penerapan Era Revolusi Industri 4.0 yang harus dipahami seluruh anggota SP KEP SPSI se-Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan di hadapan 90 orang peserta ‘Pendidikan Berorganisasi’ yang diselenggarakan Bidang Pendidikan PUK SPKEP SPSI PT. Tokai Dharma Indonesia di Aula Fatmawati, Kinasih Resort, Kota Depok, Jawa Barat, hari Selasa tanggal 5 Februari 2019.
Bung Chandra Mahlan semula tak membayangkan jika yang melakukan pengecatan bodi mobil adalah robot, bukan manusia. Namun, sebagian besar perusahaan perakitan mobil di masa kini dipastikan menggunakan robot dalam tahapan Paint Shop (Fasilitas Pengecatan). Sehingga, berpotensi mengurangi jumlah tenaga kerja di sejumlah perusahaan manufaktur, khususnya otomotif.
Maka dari itu, Bung Chandra Mahlan menilai jika penggunaan teknologi baru akan berimplikasi para pengurangan jumlah tenaga kerja. “Atau sebaliknya, penggunaan teknologi baru mengakibatkan beban pekerjaan semakin bertambah,” katanya.
Pengurangan Tenaga Operator Mesin
Bung Chandra Mahlan memaparkan pengalaman dirinya ketika masih mejadi pekerja di sebuah perusahaan. Saat itu, katanya, satu mesin dikendalikan oleh dua tenaga kerja. Namun, di era sekarang, mulai bermunculan teknologi baru, ada satu tenaga kerja yang diberi beban pekerjaan untuk memonitor enam mesin. Jenis pekerjaan mesin ini sama baik zaman sekarang maupun zaman dahulu, meski sistem komputerisasi mesin zaman sekarang semakin mudah dioperasikan.