CEMWU, Jakarta — Senin, 27 Februari 2023, Pimpinan Pusat SPKEP SPSI menyelenggarakan “Sarasehan lintas generasi dalam rangka memperingati HUT SPSI ke 50 tahun” acara yang bersifat perenungan (refleksi) itu bertempat di kantor Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI, Ruko Cempaka Mas Jakarta.
Hadir dalam acara silaturahmi dan sarasehan SPSI itu puluhan aktivis dari berbagai Federasi Anggota yang tergabung di Konfederasi dibawah Pimpinan Andi Gani Nena Wea, Yoris Raweyai, Jumhur Hidayat serta jajaran pengurus FSP KEP SPSI plus beberapa aktivis SP yang memiliki gen SPSI.
R.Abdullah dalam sambutannya selaku tuan rumah yang pada intinya mengatakan: Keprihatinan mendalam terhadap situasi hubungan industrial dan organisasi yang dihadapi oleh para fungsionaris SPA-SPSI pada saat SPSI mencapai usia emas.
Acara sarasehan di moderatori oleh Chandra Mahlan, dimulai dengan flash back sejarah kelahiran dan perkembangan Federasi Buruh Seluruh Indonesia(FBSI) yang kemudian berlanjut dengan nama SPSI, sejak tahun 1973 hingga 2022.
SPSI pada tahun 1998 dan 2007 mengalami perpecahan, sehingga kini menjadi 4 Konfederasi, kemudian dilanjutkan dengan membahas realitas keberadaan SPSI beserta Serikat-Serikat Pekerja Anggota (SPA) terkait dengan pencapaian 50 tahun usia SPSI, baik dari sisi jumlah SPA, jumlah PUK dan sebaran nya di provinsi-provinsi serta kondisi keuangan dan sarana kantor.
Sarasehan secara serius membahas masalah utama yang dihadapi oleh PUK-PUK SPA, antara lain: Degradasi peraturan perundangan yang disusul dengan degradasi PP/PKB, pengurangan jumlah anggota/income/kegiatan yang berdampak serius pada penurunan daya runding dan popularitas PUK.
Peserta Sarasehan juga membahas strategi yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi kondisi organisasi dan hubungan industrial.
Pada bagian akhir, peserta sarasehan menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
- Keberadaan SPSI harus dipertahankan dan diperkuat.
- Forum-forum antar lintas Federasi SPA-SPSI perlu diadakaan secara berkesinambungan untuk menyamakan persepsi, sikap daan gerakan.