JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea menyesalkan tindakan aparat kepolisian yang menembaki buruh Freeport di Papua, beberapa waktu lalu.
“Bagi kami, peristiwa penembakan sangat sangat miris sekali,” ujar Andi melalui keterangan persnya, Senin (24/4/2017).
Andi mengaku, pascaperistiwa itu, dirinya langsung berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo. Ia melapor apa yang telah dilakukan Polri di Papua.
“Saya juga sudah langsung melaporkan kejadian itu ke Presiden Jokowi. Karena buruh KSPSI juga merupakan relawan buruh Jokowi yang sangat militan dalam Pilpres lalu,” ujar Andi.
Selain Presiden, Andi juga menghubungi Komnas HAM dan organisasi buruh dunia ILO untuk turut andi dalam perkara tersebut.
Rencananya, KSPSI akan menggelar aksi solidaritas bagi para korban. Aksi solidaritas itu akan digabungkan dalam peringatan Hari Buruh Internasional atau ‘May Day’ 1 Mei 2017.
Kronologi
Andi menjelaskan, peristiwa penembakan berawal dari aksi dukungan dua ribuan buruh terhadap Pimpinan Unit Kerja PT Freeport Sudiro yang menjadi terdakwa dalam persidangan perkara dugaan penggelapan di Pengadilan Negeri Timika, 20 April 2017 lalu.
“Ribuan buruh kami menjamin agar hakim menangguhkan penahanan karena kondisi kesehatan Sudiro. Tapi hakim tidak memberikan kesempatan,” ujar Andi.
Salah seorang pengacara Sudiro Petrus Selestinus juga menambahkan, keputusan hakim mengembalikan Sudiro ke ruang tahanan menyulut emosi massa buruh sehingga perang mulut antara massa buruh dengan polisi yang berjaga tidak terhindarkan.
“Ada yang menyulut emosi lagi dengan melemparkan batu mengenai kaki Kapolres Timika. Inilah yang menyulut kemarahan aparat dengan melepaskan tembakan yang diarahkan ke massa, bukan ke udara,” ujar Petrus.
Tercatat, ada enam buruh yang terluka akibat terkena tembakan. Mereka masing-masing bernama Andri Santoso, Sakarias, Puguh Prihandono, Wibowo, Faisal dan Zainal Abidin.
“Beruntung tidak ada korban meninggal dunia. Mereka lalu dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan pertama,” ujar Petrus.
Kepala Polda Papua Irjen Paulus Waterpau belum mengonfirmasi peristiwa tersebut. Ponselnya tidak aktif saat Kompas.com hendak mengonfirmasi peristiwa tersebut.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Kombes (Pol) Martinus Sitompul, hingga Senin pagi, juga belum merespons pertanyaan wartawan atas peristiwa penembakan itu.