,

Guru sebagai Pondasi Kesadaran dan Perjuangan Pekerja

by -25 Views

KEPTV | Setiap 25 November, bangsa ini merayakan Hari Guru Nasional sebagai penghormatan bagi mereka yang telah mengabdikan hidupnya dalam dunia pendidikan. Namun bagi gerakan pekerja dan serikat pekerja, Hari Guru bukan sekadar peringatan seremonial. Ia adalah momen refleksi bahwa tanpa guru, tidak mungkin tumbuh pekerja yang sadar, berani, dan mampu memperjuangkan martabatnya.

Guru adalah pilar pembentuk kesadaran kritis. Dari tangan merekalah lahir kemampuan berpikir logis, keberanian bertanya, dan semangat memperjuangkan yang benar. Di ruang kelas, guru menanamkan nilai keadilan, integritas, dan solidaritas nilai yang kemudian menjadi fondasi kuat dalam gerakan buruh. Kesadaran bahwa hak harus diperjuangkan, bahwa eksploitasi harus ditolak, bahwa kesetaraan harus diperjuangkan, semua itu berawal dari pelajaran sederhana yang mereka tanamkan sejak kecil.

Serikat pekerja berdiri di atas landasan bahwa pekerja memiliki martabat. Dan martabat itu tumbuh dari pendidikan. Tidak ada pekerja yang kuat tanpa pemikiran yang tercerahkan. Tidak ada organisasi yang kokoh tanpa anggota yang cerdas dan kritis. Di sinilah peran guru menjadi tak tergantikan. Mereka tidak hanya mengajarkan rumus dan bacaan, tetapi membentuk karakter, menanamkan keberanian moral, dan menunjukkan arti kemanusiaan.

Dalam konteks pergerakan pekerja, guru adalah inspirasi dalam tiga hal. Pertama, ketekunan ketelatenan seorang guru dalam membimbing muridnya adalah teladan bagi serikat pekerja dalam membangun kader dan pendampingan anggota. Kedua, kesabaran karakter yang sama diperlukan dalam memperjuangkan kebijakan yang adil, yang seringkali menghadapi jalan panjang dan berliku. Ketiga, keberanian guru tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi sering berdiri di garda depan melawan ketidakadilan pendidikan itu sendiri.

Hari Guru mengingatkan serikat pekerja bahwa perjuangan untuk upah layak, jaminan sosial, dan kondisi kerja yang manusiawi pada dasarnya adalah perjuangan untuk mewujudkan nilai yang diajarkan guru: keadilan sosial. Maka, menghormati guru bukan hanya dengan ucapan, tetapi dengan memastikan bahwa dunia kerja yang ditempuh murid-murid mereka kelak adalah dunia yang adil, aman, dan bermartabat.

Di tengah tantangan zaman, serikat pekerja perlu terus menjalin kolaborasi dengan dunia pendidikan. Semakin tinggi kualitas guru, semakin kuat pula kualitas generasi pekerja yang lahir. Karena itu, perhatian terhadap kesejahteraan guru dan kualitas pendidikan adalah bagian dari perjuangan kolektif kaum pekerja.

Selamat Hari Guru Nasional.
Terima kasih para guru atas cahaya ilmu yang menuntun pekerja Indonesia menjadi manusia yang sadar, kritis, dan berani memperjuangkan keadilan.