KEPTV | Colombo, Sri Lanka, 18–19 November 2025 – Bertempat di Radisson Hotel, Colombo, dilaksanakan Asia Pacific Chemicals & Pharmaceutical Trade Union Meeting yang digelar oleh IndustriALL Global Union. Pertemuan regional ini dihadiri 43 delegasi dari berbagai negara: India, Malaysia, Bangladesh, Pakistan, Thailand, Vietnam, Filipina, Indonesia, dan Sri Lanka sebagai tuan rumah.
Delegasi Indonesia Hadirkan Isu Strategis
Delegasi Indonesia berjumlah 9 orang, terdiri dari:
- CEMWU/ FSP KEP SPSI: Saepul Anwar, S.H., CLA, CRA (PP FSP KEP SPSI) dan Pupu Pujawati (PUK SPKEP SPSI PT Unilever Indonesia)
- SP FARKES: 3 orang
- SPN: 1 orang
- BASF: 3 orang
Pertemuan turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting IndustriALL, yakni Tom Grinter (Direktur Chemical & Pharmaceutical IndustriALL), Ramon Certeza (Sekretaris Regional Asia Tenggara), dan Ashutosh Bhattacharya (Sekretaris Regional Asia Selatan).
Agenda pertemuan yang berlangsung selama dua hari ini mencakup laporan kondisi per negara, diskusi isu Human Rights Due Diligence (HRDD), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), isu pekerja perempuan, serta pembahasan berbagai tantangan industri kimia dan farmasi di kawasan Asia Pasifik.
Hari Pertama: Laporan Negara dan Pembahasan HRDD
Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Tom Grinter, dilanjutkan pemaparan program kerja oleh Ashutosh dan Ramon. Pada sesi laporan negara, perwakilan Indonesia, Saepul Anwar, memaparkan perkembangan situasi anggota SPKEP SPSI di sektor kimia, khususnya di perusahaan multinasional.
Beberapa poin penting yang disampaikan:
- Perkembangan proses dan hasil perundingan PKB di PT Unilever Indonesia
- Rencana penjualan PT SPV
- Kondisi PUK SPKEP SPSI di PT Softex Indonesia pasca PHK 308 anggota, termasuk hambatan dispensasi, larangan atribut organisasi, dan intimidasi kepada pengurus

Saepul juga memaparkan tantangan internal–eksternal organisasi serta langkah CEMWU / FSP KEP SPSI dalam merespons, antara lain:
- Pelaksanaan Rakernas 2025
- Penguatan organizing
- Pengawalan penyusunan RUU Ketenagakerjaan pasca keputusan MK
- Usulan draft RUU ke BAM DPR RI, BK DPR RI, serta serap aspirasi bersama Kemenaker
- Gugatan di PTUN Jakarta terkait pengusahaan listrik sebagai tindak lanjut putusan MK
- Gugatan UU P2K/Dana Pensiun ke Mahkamah Konstitusi
- Kerja sama dengan Apheda dalam program Just Transition di Sumsel dan Kaltim
Sesi hari pertama ditutup dengan pembahasan mendalam mengenai implementasi HRDD. Tom Grinter menegaskan pentingnya memastikan seluruh perusahaan multinasional menghormati dan melaksanakan standar hak asasi manusia di seluruh rantai produksi.
Hari Kedua: Fokus pada Isu K3 dan Keterlibatan Serikat Pekerja
Tanggal 19 November 2025, pertemuan dilanjutkan dengan fokus pada isu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dipimpin oleh Ashutosh Bhattacharya.

Dalam sesi ini, Pupu Pujawati dari PUK SPKEP SPSI PT Unilever Indonesia menyampaikan bahwa Unilever telah menandatangani Global Framework Agreement (GFA), namun masih diperlukan:
- Penguatan kapasitas tenaga ahli K3
- Dorongan dari IndustriALL dalam tindak lanjut implementasi GFA
- Peningkatan keterlibatan serikat pekerja dalam P2K3
- Akses serikat pekerja dalam proses investigasi kecelakaan kerja
- Penegasan peran SP dalam seluruh proses implementasi K3 di perusahaan
Hingga berita ini diturunkan, diskusi terkait isu K3 masih terus berlangsung dengan berbagai masukan dari delegasi negara anggota.
Pertemuan Kuatkan Solidaritas dan Agenda Bersama
Pertemuan dua hari ini menjadi ruang penting bagi serikat pekerja di sektor kimia dan farmasi se-Asia Pasifik untuk memperkuat solidaritas, menyusun strategi bersama, dan memastikan perlindungan hak-hak pekerja di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
Indonesia melalui delegasinya juga menegaskan komitmen untuk terus mengawal isu ketenagakerjaan, memperkuat organisasi, serta memperjuangkan kondisi kerja yang adil dan bermartabat bagi seluruh pekerja sektor kimia dan farmasi. (poels)







