KEPTV | Bekasi – IndustriAll bersama Pimpinan Pusat dan Pimpinan Unit Kerja (PUK) SP KEP SPSI PT NOK Indonesia menggelar Road Show Alarm Centre sekaligus seminar bertema “Penyakit Akibat Kerja (PAK)” di kawasan industri MM2100, Cikarang Barat, Bekasi, Senin (25/8/2025).
Kegiatan ini difasilitasi oleh PT NOK Indonesia dan dihadiri sekitar 50 peserta, termasuk perwakilan serikat pekerja dari tiga provinsi: Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Kegiatan tersebut merupakan bentuk kolaborasi strategis antara serikat pekerja, IndustriAll, dan perusahaan dalam memperkuat budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan industri.
PT NOK Indonesia adalah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) asal Jepang yang memproduksi komponen otomotif dan elektronik seperti oil seal, gasket, ultra foam, dan produk berkualitas tinggi lainnya. Perusahaan ini memiliki 113 pelanggan global dan menargetkan menjadi kekuatan nomor empat dunia pada 2025. Dalam video profil yang ditayangkan, perusahaan juga menampilkan berbagai kegiatan sosial, seperti penyediaan air bersih, program pendidikan, donor darah, dan komitmen terhadap keberlanjutan bisnis.
HR Department Manager PT NOK Indonesia, Subuh Agung Wibowo, dalam sambutannya menekankan bahwa penyakit akibat kerja bukan sekadar isu kesehatan individu, melainkan tantangan bagi produktivitas dan keberlanjutan industri.
“Perusahaan berkomitmen mencegah penyakit akibat kerja melalui identifikasi risiko, pengendalian potensi bahaya, serta pemeriksaan kesehatan berkala. Saat ini, kami tengah membangun klinik internal yang ditargetkan selesai pada akhir September dan mulai beroperasi pada Oktober,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa perusahaan telah membentuk tim P2K3, menerapkan sistem manajemen K3, dan memperoleh sertifikasi SMK3 sebagai bagian dari peningkatan standar keselamatan kerja.
Ketua PUK SP KEP SPSI PT NOK Indonesia, Edi Supriyanto, menjelaskan bahwa Alarm Centre merupakan pusat layanan pelaporan PAK yang diinisiasi bersama serikat pekerja. Ia menggarisbawahi masih minimnya pelaporan kasus penyakit akibat kerja di Indonesia.
“Secara global, ada 2,7 juta kematian akibat kecelakaan dan penyakit kerja. Namun di Indonesia, pelaporan PAK masih rendah, padahal dampaknya signifikan. Alarm Centre diharapkan menjadi langkah awal dalam meningkatkan kesadaran dan pelaporan,” ujarnya.
Ketua IndustriAll Indonesia Council, Iwan Kusmawan, SH, menambahkan bahwa banyak kasus penyakit kerja tidak dilaporkan ke BPJS Ketenagakerjaan karena masih ditangani secara internal oleh perusahaan.
“Alarm Centre ini momentum penting untuk mendorong transparansi pelaporan dan perlindungan nyata bagi pekerja. K3 adalah hak dasar yang tidak boleh diabaikan,” tegasnya.
Ketua Umum PP FSP KEP SPSI, R. Abdullah, mengapresiasi kolaborasi ini dan menyerukan pentingnya menjadikan keselamatan kerja sebagai budaya.
“Sejak lahirnya UU K3 tahun 1970, isu keselamatan kerja sering kalah penting dibandingkan upah atau jaminan sosial. Lewat program seperti ini, kita ingin mendorong budaya kerja yang sehat, aman, dan produktif,” ujarnya.
Sebagai agenda utama, digelar seminar bertema Penyakit Akibat Kerja yang dimoderatori oleh Indah Saptorini. Tiga narasumber hadir, yaitu:
- dr. Ade Dwi Lestari, M.Kes., Sp.Ok. (dokter okupasi)
- Hermansyah, S.H., AK3 (anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional)
- Dahlia Libriana (BPJS Ketenagakerjaan)
Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke fasilitas perusahaan, termasuk ruang pelatihan keselamatan, ruang P2K3, dan toko koperasi (K-Mart) sebagai bagian dari edukasi praktik K3. Acara ditutup dengan makan siang dan sesi foto bersama.
Road Show Alarm Centre di PT NOK Indonesia menjadi tonggak penting dalam kolaborasi serikat pekerja, IndustriAll, dan perusahaan untuk mewujudkan budaya kerja yang lebih sehat dan aman. Kehadiran tokoh-tokoh nasional menunjukkan pentingnya kesadaran kolektif dalam pencegahan penyakit akibat kerja demi menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan berkelanjutan.





