Ajak Warga Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, Buruh Cimahi Bagikan Selebaran

by -137 Views

KEPTV News, Kota Cimahi — Gelombang aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi terus berlanjut. Seperti di Kota Cimahi, giliran buruh/pekerja yang berunjuk rasa di Jalan Raya Amir Machmud.

Aksi unjuk rasa ratusan buruh/pekerja yang dilakukan pada Kamis (15/9/2022) itu tak cuma dengan orasi, tapi juga sambil membagikan sekitar 6 ribu lembar selebaran penolakan kenaikan BBM.

“Pemerintah harus tahu bagaimana rakyat menjerit soal kenaikan BBM dan Omnibus Law. Kita menolak kenaikan BBM dan cabut UU Cipta Kerja,” ujar Ketua DPC KSPSI Kota Cimahi Edi Suherdi kepada wartawan.

Selain itu kenaikan BBM amat berdampak pada kehidupan para buruh/pekerja lantaran pengeluaran mereka jadi membengkak. Untuk itu mereka meminta ada kenaikan UMK pada 2023 nanti.

“Kita juga menuntut agar naikkan upah buruh/pekerja 25 persen di tahun 2023 nanti. Kemudian turunkan harga sembako,” ucap Edi Suherdi.

Edi tak menampik para buruh/pekerja ada yang menerima bantuan subsidi BBM senilai Rp 600 ribu, namun itu pun tak semua buruh/pekerja menerima. Menurutnya hal itu juga buka sebagai jalan keluar dari kenaikan BBM bersubsidi.

“Terkait bantuan subsidi BBM, memang kita (buruh/pekerja) dapat, tapi ada beberapa yang enggak masuk datanya. Kami tujuannya bukan itu (bantuan subsidi BBM), tapi kita harus memikirkan jangka panjang bagaimana masyarakat ini bisa tetap tenang hidupnya, tidak serba mahal,” kata Edi Suherdi.

Ia mengatakan dalam selebaran yang dibagikan juga ada poin-poin yang berisi ajakan melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran menolak kenaikan BBM pada Senin, 19 September 2022.

“Kita membagikan selebaran ajakan melakukan gerakan masif tanggal 19 September nanti. Semua buruh, mahasiswa, ojol dan elemen masyarakat yang mau bergabung kita persilakan supaya pemerintah tahu kenaikan BBM ini berdampak pada masyarakat,” tutur Edi Suherdi.

Aksi unjuk rasa berskala besar yang bakal nanti bakal diikuti buruh dengan jumlah lebih banyak. Ditanya soal kemungkinan mogok kerja, ia menjawab tersirat buruh akan all out.

“Kita menginstruksikannya semuanya all out. Kita menyadarkan mereka agar mereka sadar apa yang terjadi pada hari ini menimpa masa depan kita semua,” kata Edi Suherdi.