Generasi Berkarakter “Si Kancil”?

by -407 Views

Generasi Berkarakter “Si Kancil”?

Dikutip dari buku “Semua Berakar Pada Karakter”

Ingat dongeng “Si Kancil”? Tentu. Hampir semua orang Indonesia pasti pernah mendengarkannya. Walaupun banyak versi tentang dongeng ini, namun ada seperangkat karakter yang dominan pada sosok si kancil, yaitu si kancil adalah binatang yang cerdik, nakal, licik, suka mencuri, pintar berkelit, dan penipu ulung. Anehnya, pesan yang disampaikan dalam beberapa versi dongeng ini bernuansa netral, bahkan cenderung menjadikan tokoh si kancil sebagai hero, terlepas dari berbagai kelicikan yang di buatnya.

Memang ada beberapa versi yang memperlihatkan bahwa kecerdikan si kancil dipakai untuk hal positif, misalnya menolong kerbau ketika sedang dicengkeram oleh buaya (walaupun dengan cara menipu juga). Namun yang lebih dikenal justru karakter si kancil yang cerdik tetapi nakal dan suka mencuri, namun di “tokoh” kan itu. Masih ingat ketika si kancil yang gemar mencurii ketimun namun tidak pernah mendapat hukuman setimpal? Perrnah juga ia berhasil ditangkap oleh petani dan dikurung, tetapi dengan kecerdikannya dia bisa menipu anjing petani sehingga bisa lepas dari kurungan.

Ada lagi versi “Si Kancil” yang mungkin bagi kita semua paling absurd, dan berbahaya kalau diceritakan kepada anak-anak. Secara garis besar kisahnya adalah sebagai berikut. Si kancil tanpa sengaja terperosok ke dalam lubang yang cukup dalam. Ia tidak bisa keluar dari lubang tersebut. Datang seekor gajah yang menyelamatkannya keluar dari lubang tersebut. Datang seekor gajah yang menyelamatkannya keluar dari lubang. Namun si kancil menipu si gajah bahwa langit akan runtuh dan menyuruhnya masuk ke dalam lubang agar ia selamat. Si gajah yang menganggap si kancil adalah kawannya, menurut saja untuk masuk ke lubang. Ternyata ia yang justru terperosok ke dalam lubang dan tidak dapat keluar selamanya. Si kancil mengejek si gajah sebagai binatang yang dungu, dan berlari dengan gembira ke dalam hutan.

Bayangkan! Di mana nurani si kancil yang begitu tega menipu kawannya yang telah menolongnya keluar dari lubang? Apa pesan moral dari kisah ini, kecuali mengajarkan kita untuk menjadi orang cerdik agar bisa menipu dan menjerumuskan orang lain.

Pesan moral yang peroleh seorang anak dari kisah-kisah yang dibacanya akan memengaruhi imajinasi dan tindakannya, sehingga dapat membentuk kepribadiannya secara permanen. Nah, kalau kisah-kisah “Si Kancil” memberikan pesan bahwa dengan kelicikan si kancil selalu berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya, maka ini akan memengaruhi perilaku seorang anak. Apalagi kalau dongeng tersebut sudah menjadi bagian tradisi yang begitu melekat dalam kehidupan masyarakat, maka akan membentuk pula karakter masyarakat tersebut.

Jangan-jangan generasi yang sedang menjalankan kehidupan di INDONESIA adalah generasi “Si Kancil”.

Kita boleh saja melestarikan dongeng rakyat sebagai warisan kekayaan bangsa, namun kita perlu kritis untuk mengkaji kembali pesan moral yang ada di dalamnya. Sebagian cerita rakyat ada yang mengandung unsur-unsur negatif, dan ini akan memengaruhi pembentukan moral generasi muda.

” DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA 74 TAHUN – MERDEKA “.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *