Kepolisian Selidiki Kasus Penembakan Timika

by -130 Views

TIMIKA – Terjadi insiden penembakan 6 warga sipil di Timika, Papua pada Kamis (20/4) lalu, yang diduga dilakukan oleh.

Peristiwa itu terjadi saat polisi menjaga jalannya sidang Terdakwa Sudiro dengan agenda pembacaan putusan sela atas eksepsi yang disampaikan Tim Penasihat Umum terdakwa di Pengadilan Negeri Timika.

Eksepsi yang disampaikan oleh Tim kuasa Hukum Sudiro, Bernadus Wahyu Wibowo, Petrus Selestinus, Ari Lazuardi dan Marthen L. Amansaman tersebut ditolak oleh Majelis Hakim yang diketuai oleh Relly D. Behuku dengan Hakim Anggotanya Seteven C. Walukow dan Frands A. Suli.

“Tim penasehat hukum terdakwa Sudiro meminta Kapolda Papua Irjen Pol. Paulus Waterpauw harus bertanggung jawab atau mempertanggungjawabkan terlebih dahulu kasus ini secara hukum dan etika di internal Polri, baik sebelum serah terima ataupun sesudah serah terima jabatan sebagai Kapolda Papua yang terkena mutasi belum lama ini menuju jabatan lain di Mabes Polri,” kata salah satu Tim Penasehat hukum Sudiro, Petrus Selestinus melalui keterangan tertulisnya, Minggu (23/4).

Diduga kejadian tersebut berawal dari tidak didengarnya permintaan massa pengunjung sidang yang merupakan pendukung Terdakwa Sudiro yang terdiri dari para Istri dan Keluarga anggota Serikat Pekerja Seluruh Indoneisia lingkup Pimpinan Unit Kerja SPKEP SPSI PT Freeport Indonesia.

SPSI PUK Timika yang tergabung dalam Barisa sejak awal persidangan 12 April 2017 meminta agar Majelis Hakim tidak menahan Terdakwa Sudiro.

“Karena sosok Sudiro merupakan pimpinan buruh yang selalu memperjuangkan kepentingan buruh PT. Freeport Indonesia, bahkan Tim Penasehat Hukum sudah mengajukan permohonan penangguhan penahanan kepada Majelis Hakim. Namun permohonan penangguhan penahanan tersebut belum dapat dikabulkan,” katanya.
Ada pun alasan hakim menurut Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia tersebut karena Hakim belum mempertimbangkan permohonan penagguhan Sudiro. Sehingga belum memberikan jawaban apakah dikabulkan atau ditolak.

Hal itu membuat jumlah massa pendukung Sudiro ke persidangan tanggal 20 April 2017 bertambah menjadi 2000.

“Massa pengunjung dengan membawa serta surat pernyataan jaminan penangguhan penahanan yang ditandatangani oleh 4000-an anggota keluarga SPSI PT.FI,” kata Petrus.
Dia menjelaskan karena surat tersebut tidak diterima, massa pun marah dan melemparkan batu ke aparat, sehingga mengenai kaki Kapolres Timika.

“Peristiwa pelemparan batu mengenai kaki Kapolres Timika inilah yang menyulut kemarahan aparat, lalu disambut dengan tembakan yang mengarah ke massa pendukung Sudiro dan mengenai 6 (enam) orang kena tembak di kaki, pantat dan paha, masing-masing adalah Sdr. Andri Santoso, Sakarias, Puguh Prihandono, Wibowo, Faisal dan Sdr. Zainal Abidin,” katanya.

Namun, menurut anggota advokad Peradi tersebut, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

Dia mengatakan bahwa para korban langsung dibawah ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama.

“Hingga saat ini masih dirawat di RS. Umum Daerah Timika, sementara pelaku penembakan belum jelas proses hukumnya seperti apa,” kata Petrus.

Saat ini, kasus tersebut telah diproses dan dilakukan investigasi oleh kepolisian. Diharapkan penyelidikan tersebut akan berjalan lancar sehingga dapat mengungkap kejadian tersebut.

Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat menahan diri guna menghindari provokasi dan berita-berita yang tidak benar atas kasus tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *