“ANDA PENGKHIANAT!!!”, SATU JARI MENUNJUK KEDEPAN, EMPAT JARI MENUNJUK DIRI SENDIRI. QUO VADIS PERJUANGAN SERIKAT PEKERJA.

by -36 Views

Pengkhianat berdasarkan etimologi berarti orang yang berkhianat. Sedangkan menurut KBBI, khianat mempunyai arti:

  1. Perbuatan tidak setia;
  2. Tipu daya;
  3. Perbuatan yang bertentangan dengan janji.

Jadi Pengkhianat adalah orang yang melakukan perbuatan tidak setia, atau orang yang melakukan tipu daya atau orang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan janji. Kata Khianat sebenarnya adalah bahasa serapan dari bahasa Arab yaitu “خيانة = khiyanah” yang berarti ketidaksetiaan.

Lebih jauh lagi, kata pengkhianat disebutkan sebagai salah satu ciri dari orang munafik, yaitu bila diberi amanah maka dia berkhianat. Sehingga makin jelaslah kalau seseorang dikatakan sebagai pengkhianat maka dia adalah orang yang tidak menjalankan amanahnya. Jadi tidak sekedar orang yang melakukan tipu daya, kalau ini lebih pantas disebut sebagai penipu. Juga bukan sekedar orang yang melakukan perbuatan tidak setia.

Pada dasarnya, serikat pekerja itu di dirikan untuk memastikan dan meningkatkan kesejahteraan pegawai dan keluarganya. Kenapa perlu serikat pekerja? Emang kalo ga serikat pekerja, kesejahteraan pegawai dan keluarganya ga akan terjaga bahkan berkurang? Tujuan didirikannya Perusahaan adalah memastikan perusahaan tumbuh dan berkembang serta mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. sehingga pada dasarnya, manajemen perusahaan itu bertugas untuk selain memastikan perusahaan tetap ada, adalah untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya.

Jadi kalo diteliti lebih jauh, sebenarnya fungsi manajemen perusahaan dengan fungsi serikat pekerja bertentangan, di satu sisi, manajemen perusahaan meminimalisasi modal dan beban perusahaan, dan kesejahteraan pegawai dan keluarganya termasuk kedalam beban. Sedangkan serikat pekerja mempunyai amanah untuk menjaga dan meningkatkan kesejahteraan pegawai dan keluarganya. Kadang saya suka suudzon dan pikiran suka berkeliling liar bila yang antara menajamen perusahaan dan serikat pekerja di satu perusahaan terlihat terlalu mesra. Bila kita analogikan dalam dalam hubungan suami istri saja yang tujuannya untuk jangka panjang, pasti banyak pertikaian yang terjadi. Masa, ini yang fungsi para pihak berbeda, tapi hubungannya mesra sekali, bagaikan penganten baru masih seminggu umurnya. Sekali lagi ini bukan iri yah…. cuma yah ngono yah ngono, tapi ojo ngono….😁

Sebenarnya kalo masuk lagi kedalam UU Ketenagakerjaan, di bab penjelasan umum, serikat pekerja mempunyai tugas yang utama, yaitu memastikan perusahaan tumbuh dan berkembang. Karena kalau perusahaan tidak tumbuh dan berkembang, maka pekerja ga akan ada, boro-boro kesejahteraan meningkat yang ada perusahaannya malah tutup. Berbekal dari fungsi utama serikat pekerja tersebut, maka sebenarnya, ada hubungan yang erat antara manajemen perusahaan dengan serikat pekerja yaitu memastikan perusahaan tumbuh dan berkembang.

Saya sendiri adalah serorang pengurus serikat pekerja selama 14 tahun, 5 periode 3 tahunan kepengurusan, saya selalu menggambarkan bahwa posisi pengurus serikat pekerja adalah berdiri ditengah diantara kepentingan perusahaan dan kepentingan pekerja. Bila ada kepentingan perusahaan yang berupa usulan kebijakan atau kebijakan menyebabkan penurunan hak dan kesejahteraan pegawai dan keluarganya menurun yah sebagai pengurus serikat pekerja yah harus dilawan. Sebaliknya kalau ada usulan kebijakan atau kebijakan yang menguntungkan pegawai dan keluarganya tetapi merugikan perusahaan maka hal itu juga ga boleh pengurus serikat pekerja itu mengakomodir, bahkan pengurus serikat pekerja wajib mensosialisasikan aturan yang benar kepada pegawai tersebut.

Bagaimana keseimbangan itu bisa dilakukan? Yah dengan berbasis pada aturan perundang-undangan. Hak-hak yang sudah di jamin oleh peraturan undang-undangan haruslah di akomodir dulu dan juga jangan lupa teori-teori dan best practice terkait aturan karir dan ketenagakerjaan haruslah menjadi acuan.l, sedangkan bila perusahaan mempunyai kemampuan lebih, maka baru ditingkatkan kesejahteraannya tentunya dengan semangat More of Equal.

Jadi jangan sampai aturan karir dan ketenagakerjaan dibasiskan pada kesepakatan manajemen perusahaan dengan serikat pekerja, karena salah satu syarat syah perjanjian adalah kuasa yang halal atau tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Dan aturan karir dan aturan ketenagakerjaan termasuk kepada hal-hal yang wajib dirundingkan dengan serikat pekerja. Misalkan, serikat pekerja menyetujui adanya pemotongan tunjangan untuk wanita yang melaksanakan cuti melahirkan, sedangkan pegawai yang tidak masuk tanpa keterangan sampai batas waktu tertentu tidak dipotong tunjangannya. Padahal cuti melahirkan diberikan sebagai perlindungan dan penghormatan kepada karyawati yang berjasa melahirkan penerus bangsa ini dan merupakan hak dasar yang tidak mungkin digantikan perannya oleh siapapun. Kan sungguh persetujuan yang membagongkan.

Balik lagi dengan makna pengkhianat di atas, sayangnya sekarang banyak pengurus serikat pekerja yang dengan yang dengan mudahnya menuding pihak lain yang tidak sejalan dengan serikat pekerjanya dengan cap pengkhianat. Siapa saja yang keluar dari serikat pekerjanya dan masuk ke serikat pekerja lain adalah pengkhianat. Dan yang lebih dasyatnya, bahkan siapa saja yang tidak setuju dengan keputusan ketua umumnya langsung di cap pengkhianat. Sungguh menyedihkan bukan….

Padahal yang kalo mengacu pada pengkhianat adalah orang yang mengkhianati amanahnya, maka harus di gali lebih jauh kenapa banyak anggota serikat pekerja yang kabur dan bergabung dengan serikat pekerja lain.

Apakah kebijakan manajemen yang disetujui oleh ketua umum dan pengurus nya sudah memastikan kesejahteraan terjaga dan meningkat? Kalo ternyata kesejahteraan makin menurun dan menyusahkan anggota, jadi sebenarnya, siapa yang merupakan Pengkhianat?? Apakah kebijakan manajemen yang disetujui oleh ketua umum dan pengurusnya malah membuat ketidakpastian karir dan menambah beban perusahaan di masa depan?? Kalau ternyata malah membuat ketidakpastian karir dan merugikan perusahaan di masa depan, jadi sebenarnya siapa yang merupakan Pengkhianat??
Apakah aspirasi-aspirasi anggota selama ini di akomodir atau hanya memanfaatkan kedekatan dengan Direksi untuk segelintir orang saja??
Kalau memang iya, jadi sebenarnya siapa yang merupakan Pengkhianat??

Hal di atas hanya beberapa contoh soal dan cara berdialog dengan diri sendiri, sebenarnya siapa yang menjadi Pengkhianat….

Jendral Soedirman pernah berkata: “Siapkan 10 peluru dalam senjata. 9 peluru siapkan untuk Pengkhianat, 1 peluru saja untuk Lawan. Karena Pengkhianat adalah musuh terbesar Agama dan Negara!!”

So, bagaimana menurut kawan, apakah menuding seseorang pengkhianat berarti 1 jari menunjuk kedepan dan 4 jari menunjuk kediri sendiri??

  • sekali lagi ini hanya rekaan semata, ada kesamaan cerita maka itu adalah kebetulan semata. Kalo ada yang merasa sama dan kesinggung, jangan-jangan anda adalah Peng***anatnya.

22 Februari 2025
Refleksi Diri