BEKASI (HUT KSPSI) — Sebanyak 400-an orang menghadiri Tasyakuran HUT Ke-46 Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) di Ruang Aula Gedung KSPSI Kabupaten Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu pagi hingga siang, tanggal 20 Februari 2019. Acara tersebut bertepatan hari kelahiran organisasi KSPSI serta Hari Pekerja Indonesia (Harpekindo) yang diperingati setiap tanggal 20 Februari. Kapasitas Aula sebanyak 100 orang membuat sejumlah peserta tak kebagian tempat, sehingga para peserta lain memenuhi beberapa ruang di area Kantor KSPSI tersebut dari teras hingga tempat parkir. Meski digelar secara sederhana, namun acara berlangsung khidmat, kompak, kekeluargaan, dan penuh keakraban.
Acara tasyakuran yang dipandu pembawa acara Bung Haris (DPC SP LEM SPSI Kabupaten Kota Bekasi) itu dihadiri pengurus DPC KSPSI Kabupaten Kota Bekasi, diantaranya Bung Zulkifli (DPC KSPSI Bekasi), Bung Soleman (DPC KSPSI), Bung Fajar Winarno (DPC KSPSI), Bung Zaenal Saragih (DPC KSPSI), Bung Warsidi (DPC KSPSI), Bung Effendi (DPC KSPSI). Hadir pula Ketua DPC FSP KEP SPSI Kabupaten Kota Bekasi yang juga Ketua Umum PP FSP KEP SPSI, Bung R. Abdullah; Direktur Diklat PP FSP KEP SPSI, dan Bung Chandra Mahlan. Acara penuh khidmat ini juga dihadiri Da’i terkenal, KH Abi Adi; dan Direktur Eksekutif Forum Investor Bekasi (FIB), Dr. Munawar Fuad yang juga Caleg DPR RI dari Partai Demokrat.
Sederhana Namun Khidmat
Bung Fajar Winarno, Sekretaris DPC KSPSI Kabupaten Kota Bekasi, mengatakan tasyakuran HUT Ke-46 KSPSI ini berlangsung sederhana namun tetap khidmat, dikarenakan organisasi serikat pekerja sedang berkonsentrasi mengawal Perjuangan Upah Minimum Sektoral Kota/Kabupaten (UMSK) Tahun 2019 Kota Bekasi. Kedua, organisasi sedang menyelesaikan rehabilitasi Ruang Aula Gedung KSPSI Kabupaten Kota Bekasi.
Sehingga, organisasi KSPSI, kata dia, tidak menyelenggarakan rangkaian kegiatan seperti perlombaan antar PUK (Pimpinan Unit Kerja) di masing-masing perusahaan. “Meski demikian, tasyakuran kali ini berlangsung khidmat dan tetap menunjukkan kekompakkan dan persatuan anggota serikat pekerja. Ini poin pentingnya,” ujar Bung Fajar. Tahun sebelumnya, rangkaian kegiatan yang dirayakan seperti Santunan Anak Yatim, Donor Darah, maupun Kompetisi Futsal dan lain-lain.
Kupas Sejarah KSPSI
Kemudian, Bung Chandra Mahlan selaku salah satu pelaku sejarah berdirinya organisasi SPSI menerangkan sejarah panjang pendirian KSPSI dari tahun 1973 hingga periode sekarang. Bung Chandra menjabarkan sejarah cikal bakal berdirinya Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) dimulai dari deklarasi Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI) pada tanggal 20 Februari 1973. Deklarasi FBSI oleh para tokoh pejuang buruh tersebut sekaligus mengukuhkan Bung Agus Sudono sebagai Ketua Umum pertama dan menetapkan tanggal 20 Februari adalah hari lahirnya KSPSI. Pada awal terbentuknya, FBSI memiliki keanggotaan 21 serikat buruh, 21 serikat buruh (vak sentral) yang terintegrasi dan terorganisir ke dalam 21 Serikat Buruh Lapangan Pekerjaan (SBLP) yang bersifat sektoral.
Kemudian, pada tahun 1985, FBSI dipimpin oleh Bung Imam Soedarwo. Pada Kongres ke-II FBSI tanggal 23-30 November 1985, organisasi menyepakati beberapa perubahan mendasar, di antaranya yaitu: merubah bentuk organisasi dari Federasi menjadi Unitaris (kesatuan), mengganti nama dari FBSI menjadi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dan menyerderhanakan 21 SBLP menjadi 9 Departemen.
Tahun 1997 adalah Era Gelombang Reformasi atau jatuhnya kekuasaan Presiden Suharto pada Mei 1998. Membawa konsekusi tuntutan perubahan di bidang ketenagakerjaan. Menjelang konferensi International Labour Organization (ILO) di bulan Juni 1998, pemerintah mencabut Kepmenaker No 45 tentang pendaftaran SPSI dan menggantinya dengan Kepmenaker No. 5 Tahun 1998, yang izinkan berdirinya Serikat Pekerja di luar SPSI. Pemerintah juga meratifikasi Konvensi ILO tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan hak untuk Berorganisasi, 1948 (No.87) dengan Keputusan Presiden RI No. 83 Tahun 1998.
Bung Chandra juga membeberkan dua kali konflik besar yang mengakibatkan organisasi SPSI terpecah. Yaitu pada peristiwa tahun 2005 dan tahun 2012. Pada tahun 2005 dilaksanakan Kongres KSPSI. Namun dalam perjalanannya pihak–pihak tertentu dalam kepengurusan tersebut memisahkan diri, dengan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB) pada tahun 2007. KLB ini mendapuk Drs. Sjukur Sarto, MS menjadi Ketua Umumnya. DPP KSPSI yang masih Eksis dan Sah dengan Ketua Umumnya Yakob Nuwawea, menyelenggarakan KLB pada tahun 2008 di Caringin, Bogor. Konflik kedua mulai berlanjut.
Sejalan dengan perkembangan organisasi, DPP KSPSI menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) pada tahun 2011 di Cisarua, Bogor, dengan menghasilkan salah satu rekomendasi tersebut dilaksanakannya Kongres KSPSI dipercepat. Dilaksanakannya Kongres ke VIII KSPSI di Batu Malang, Jawa Timur yang menghasilkan Yorrys Raweyai sebagai Ketua Umum DPP KSPSI Periode masa bhakti 2012–2017.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian Ucapan HUT Ke-46 KSPSI yang masing-masing diucapkan Bung Zulkifli (DPC KSPSI Bekasi), Bung Soleman (DPC KSPSI), Bung Fajar Winarno (DPC KSPSI), Bung Zaenal Saragih (DPC KSPSI), Bung Warsidi (DPC KSPSI), dan Bung Effendi (DPC KSPSI) di hadapan ratusan peserta Tasyakuran HUT Ke-46 KSPSI.
Upaya Menyatukan Serikat Pekerja
Dalam sambutan sekitar 35 menit tanpa membaca teks, Ketua DPC FSP KEP SPSI Kabupaten Kota Bekasi, Bung R. Abdullah, menjabarkan beberapa periode masa SPSI dari Zaman Orde Baru, Era Reformasi serta Era kini. Poin penting yang disampaikan Bung R. Abdullah adalah pentingnya persatuan bagi seluruh serikat pekerja di Indonesia yang kini jumlahnya banyak, namun jumlah anggotanya hanya 2,3 juta orang pekerja hingga 2,7 juta orang pekerja dari sebelumnya yang pernah mencapai 7 juta orang pekerja di seluruh Indonesia.
Bung R. Abdullah pernah menjabarkan bahwa semula jumlah serikat pekerja di Indonesia hanya satu. Kemudian ada kesengajaan dari pemerintah atas doronga IMF untuk mengizinkan pembentukan serikat pekerja hingga menjadi 117 serikat pekerja tingkat nasional berbentuk federasi dengan jumlah konfederasi tidak kurang dari 13 konfederasi serikat pekerja yang bersifat National Center.
Ironisnya, jumlah anggota di tingkat perusahaan (plant level) tidak semakin bertambah atau malah menyusut. Bahkan jumlah anggotanya berkurang dari sekitar 7 juta tenaga kerja saat ini hanya tinggal 2,7 juta pekerja yang tergabung di serikat pekerja di seluruh Indonesia. Dengan demikian, maka bentuk serikat pekerja Indonesia bagaikan Piramida Terbalik.
Sehingga serikat pekerja Indonesia sangat tidak ideal sebagaimana standar-standar serikat pekerja Internasional, yaitu National Center yang sedikit serikat pekerja, namun jumlah anggota justru banyak. “Dengan kata lain, pertumbuhan serikat pekerja begitu banyak namun jumlah anggotanya terus menyusut (total dari gabungan anggota semua serikat pekerja di Indonesia, red),” katanya.
Bung R. Abdullah menjabarkan panjang lebar tentang kilas SPSI dari masa ke masa dan harapannya agar tetap bertahan demi kepentingan para pekerja yang membutuhkan perlindungan dari pengurus serikat pekerja terkait hak-hak pekerja dalam pekerjaan. “Ada serikat pekerja saja, kesejahteraan pekerja belum meningkat, apalagi kalau serikat pekerja dibubarkan. HUT Ke-46 KSPSI harusnya jadi momentum persatuan semua serikat pekerja. Misalnya, di masa Pilpres ini, harusnya Serikat Pekerja bersatu menyatakan sikap, agar kepentingan serikat pekerja bisa didengarkan semua pihak,” tegasnya.
Potong Tumpeng
Acara kemudian dilanjutkan dengan Tausyiah dari Da’i terkenal, KH Abi Adi, kemudian penyampaian visi misi Direktur Eksekutif Forum Investor Bekasi (FIB), Dr. Munawar Fuad yang juga Caleg DPR RI dari Partai Demokrat, dalam memperjuangkan kepentingan serikat pekerja jika diberi amanah menjadi Anggota DPR RI. Kemudian, Bung R. Abdullah pertama kali memotong Tumpeng Syukuran yang potongannya diberikan kepada Bung Fajar Winarno. Sedangkan, potongan tumpeng Bung Munawar Fuad diberikan kepada Bung R. Abdullah.
Menariknya, saat pemotongan tumpeng, semua peserta tasyakuran membacakan Shalawat Nabi Muhammad SAW dan Lagu Selamat Ulang Tahun. Sebelum acara berakhir, sebagian besar peserta melakukan sesi foto bersama dan mendoakan agar KSPSI semakin sukses dan terus berjuang membela para pekerja di seluruh Indonesia. (Tim Media PP FSP KEP SPSI/Zaky)
———