KEPTV, Turkiye — Pada agenda Global Rubber/Tyre Industry Trade Union Meeting yang berlangsung di Izmit, Turkiye, pada 25-26 September 2024, Indonesia turut berperan aktif dalam menyuarakan kondisi hubungan ketenagakerjaan di industri ban. Guntoro, SH, Ketua PUK Serikat Pekerja PT Multistrada Arah Sarana, Tbk, sekaligus Wakil Ketua PC FSP KEP SPSI Kabupaten-Kota Bekasi, tampil sebagai pembicara pada sesi panel diskusi di hari pertama.
Sesi diskusi panel bertajuk “Union Reports of Relations with the Company, and Main Worker Challenges” ini membahas tantangan utama yang dihadapi serikat pekerja dalam menjaga hubungan dengan perusahaan serta permasalahan utama pekerja di tengah dinamika global industri ban.
Dalam paparannya, Guntoro menyoroti beberapa poin penting terkait perjalanan hubungan industrial di PT Multistrada Arah Sarana Tbk, yang sejak 2019 telah diakuisisi oleh Michelin. Meskipun perusahaan diakuisisi, hubungan kerja antara pekerja dan perusahaan tetap terjaga tanpa perubahan signifikan. Serikat Pekerja PT Multistrada Arah Sarana, Tbk. terus memperjuangkan hak-hak pekerja, termasuk memastikan stabilitas hubungan kerja dan syarat kerja.
Guntoro juga menekankan tantangan yang dihadapi serikat pekerja di Indonesia, seperti fleksibilitas hubungan kerja dan peraturan perundang-undangan yang dinilai kurang berpihak pada pekerja. Serikat Pekerja berhasil mengadvokasi perubahan status lebih dari 500 pekerja kontrak menjadi pekerja tetap melalui upaya bersama dan soliditas anggota serikat. “Kekuatan serikat pekerja adalah solidaritas. Tidak ada kekuatan yang lebih besar daripada solidaritas, dan ini yang kami suarakan dalam negosiasi perjanjian kerja bersama tanpa Omnibus Law,” tegas Guntoro.
Ia juga menyinggung penurunan permintaan pasar global yang berdampak pada industri ban, termasuk di Indonesia, di mana banyak pekerja memilih pensiun dini dengan kompensasi pesangon dua kali lipat. Selain itu, Guntoro menyoroti pengaruh otomatisasi dan perubahan sistem kerja terhadap hubungan industrial di masa depan. Serikat pekerja, menurutnya, harus terus memperkuat jaringan solidaritas lintas negara untuk melawan sistem kapital yang cenderung tidak berpihak pada pekerja.
Acara ini mempertemukan berbagai serikat pekerja dari industri ban di seluruh dunia, dan memberikan kesempatan bagi perwakilan dari berbagai negara untuk berbagi pengalaman serta mencari solusi bersama menghadapi tantangan global di sektor ini.
Dengan semangat solidaritas, serikat pekerja Indonesia terus memperjuangkan hak-hak buruh di kancah internasional, menjalin hubungan yang kuat dengan rekan-rekan dari berbagai negara.
“Solidaritas adalah kekuatan kita,” tutup Guntoro di akhir sesinya, mengingatkan bahwa perjuangan kolektif adalah kunci bagi keberhasilan advokasi pekerja di era globalisasi.