CEMWU, Jakarta — International Labour Organization (ILO) mengundang perwakilan dari konfederasi serikat buruh dan serikat pekerja dalam rangka World Day Safety and Health at Work, yang berlangsung di Hotel Pullman, Jalan Thamrin Jakarta, Kamis (13/04/2023).
Acara Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sedunia Tahun 2023 ini mengeksplorasi topik tentang Lingkungan Kerja yang Aman dan Sehat, sebagai prinsip dasar dan hak di Lingkungan Kerja.
ILO bekerja sama dengan ICT Watch-internetsehat.id dalam rangka mengatasi kekerasan dan pelecehan online di dunia kerja.
ILO Program Officer, Abdul Hakim yang mewakili Direktur ILO Indonesia-Timor Leste, Michiko Miyamoto dalam sambutannya mengapresiasi kehadiran para perwakilan konfederasi serikat pekerja dan buruh.
Abdul Hakim mengatakan bahwa diskusi dengan serikat buruh dan pekerja sangat bermanfaat dan ILO tentunya perlu banyak berdiskusi dengan serikat.
Abdul Hakim mengatakan :” ICT Watch akan menerangkan bagaimana kerja di online itu sebenarnya punya bahaya dan resiko yang sebenarnya harus dihadapi dan direspon dengan positif. Resiko dan bahaya itu harus direspon karena juga merupakan bagian dari keselamatan dan Kesehatan kerja yang harus di respon dengan baik.
Kebetulan tahun ini kita punya tag line dari safeday adalah health and safety working environment. Healt and safety working environment salah satunya adalah bagaimana bahwa Kesehatan itu tidak berbicara soal debu , soal pollutan, soal ergonomis dan lain sebagainya.
Tetapi dia bicara tentang kekerasan dan pelecehan, dan itu tidak hanya terjadi pada yang offline tapi juga pada yang online. Itu juga sebenarnya yang menjadi dasar bagi kita agar sejak awal perlu memahami bahwa bahaya lingkungan kerja itu tidak hanya yang terlihat atau yang tampak, tetapi juga yang tidak terlihat”.
“Sebenarnya itu teman-teman semua bahwa kerja-kerja atau bahaya dan resiko yang terlihat itu punya bahaya yang begitu besar dan ini yang tidak terlihat itu jauh lebih besar. Saya berharap hari ini kita sama-sama punya komitmen untuk ikut mengembangkan kekuatan dan jadi bagian dalam barisan yang menolak kekerasan dan pelecehan seksual ditempat kerja, itu yang pertama dan menganggap bahwa kekerasan dan pelecehan seksual itu adalah bahaya physco sosial yang nanti pada ujungnya tidak hanya merugikan pribadi pekerja tapi juga ekosistem yang ada “ lanjut Hakim.
Hakim juga menegaskan bahwa ILO telah memiliki gagasan investasi K3. Harus dipahami bagaimana sebenarnya kematian kerja termasuk pelecehan dan kekerasan, itu akan merugikan tidak hanya bagi korban tapi juga bagi ekosistem dunia kerja secara keseluruhan.
Pada acara tersebut juga dilakukan sesi diskusi interaktif bagaimana peran serikat pekerja dalam mempromosikan konvensi ILO No 190 yang dibawakan oleh Maria Emeninta dan Sulistri dari konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia. Pada sesi ini setiap konfederasi memberitahukan bagaimana upaya dan apa-apa saja yang telah dilakukan terkait dengan Penghapusan Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Kerja.
Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain kampanye melalui tulisan dan media sosial, pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan Konvensi ILO 190, TOT, pendirian posko pengaduan, pendirian satgas, dan juga memastikannya masuk dalam PKB. Buruh dan Pekerja sepakat untuk melakukan berbagai upaya agar pemerintah segera meratifikasi K-190 ini.
Sementara itu, Indriyatno Banyumurti yang juga Direktur Eksekutif ICT Watch memberikan penjelasan singkat bahaya-bahaya dan resiko digital dan melakukan praktek singkat bagaimana melalui gawai (handphone) mengatur fitur-fitur privasi dan security gawai.
Peserta diberikan praktek singkat dan penjelasan bagaimana mengetahui email seseorang pernah diretas, dan bagaimana kuatnya password semua media sosial sehingga bisa mengurangi resiko di retas. Peserta dipersilahkan mencoba s.id/amanbergerak dan juga bagaimana mengatur privasi seluler agar tidak lebih secure.
Pada sesi penutupan, Ida Ayu Prasasti dan Ellen Kusuma dari ICT Watch Indonesia, yang merupakan penggiat KBGO memberikan penjelasan tentang Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) dan pelecehan seksual daring di lingkungan kerja.
Beberapa Kekerasan Berbasis Gender Online diantaranya :
- Cyber Hacking dimana secara illegal dengan menggunakan teknologi mendapatkan akses terhadap suatu sistem dengan tujuan mendapatkan informasi pribadi, mengubah suatu informasi dan merusak reputasi korban.
- Cyber Harassment dimana melalui teknologi korban dihubungi, diganggu, diancam, ditakut-takuti, dirayu atau manipulasi korban untuk keuntungan
- Impersonation dimana dengan menggunakan teknologi pelaku mengambil identitas orang lain dengan tujuan mengakses suatu informasi yang bersifat pribadi, mempermalukan atau menghina korban, menghubungi korban atau membuat dokumen-dokumen palsu.
- Cyber bullying, mengintimidasi seseorang dengan menggunakan teknologi digital.
- Doxxing, mengungkapkan atau mempublikasikan informasi pribadi tentang seseorang secara online.
- Cyberstalking, menggunakan internet untuk menguntit atau melecehkan orang lain.
- Pornografi non-konsensual, mendistribusi gambar grafis seksual tanpa persetujuan.
- Trolling, sengaja membuat orang lain kesal dengan mengunggah konten yang menghasut.
- Sexting yakni pengiriman gambar atau pornografi kepada korban
Namun meski survei kekerasan dan pelecehan di dunia kerja Indonesia tahun 2022 diyakini sekitar 70,81 persen pernah menjadi korban kekerasan dan pelecehan di dunia kerja namun tingkat pelaporan masih rendah. Rendahnya tingkat pelaporan ini disebabkan beberapa faktor di antaranya kurangnya pemahaman tentang KBGO, perasaan malu, atau menormalisasi dan mengabaikan, dan ketidaktahuan bagaimana proses pelaporan.
Mengingat bahaya dari KBGO ini, ICT Watch memberikan link untuk dibagikan kepada seluruh buruh dan pekerja, agar pemahaman dan bagaimana pelaporan KBGO dapat dengan segera terlaksana dengan mempelajari s.id/kbgokerja.
Acara 2023 World Day for Safety and Healt at Work ini ditutup dengan foto bersama dan Berbuka Puasa Bersama di Hotel Pullman.