www.spkep-spsi.org – Selasa, 20 April 2021, bertempat di Grand Hotel Cempaka Jakarta, Gerakan Kesejahteraan Nasional (GEKANAS) mengadakan kegiatan sarasehan nasional Serikat Pekerja/Serikat Buruh dengan tema “membaca arah gerakan serikat pekerja/serikat buruh pasca keberlakuan cipta kerja dan regulasi pelaksanaannya” Kegiatan ini dihadiri secara fisik sekitar 50 peserta luring dan ratusan peserta melalui daring (Via media Zoom). Kami lakukan model hybrid seperti itu karena mengingat situai masih pandemi dimana kita perlu menerapkan protokol kesehatan secara ketat juga mengakomodir keinginan peserta untuk hadir berkontribusi dalam kegiatan ini, konsepnya seluruh peserta juga menjadi pembicara, ujar ketua pelaksana kegiatan Sarasehan, Andy Wijaya yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Persatuan Pegawai Indonsia Power.
Tujuan kegiatan ini, lanjut Andy sampaikan diantaranya untuk mendiskusikan pandangan SP/SB terhadap keberlakuan UU Ciipta Kerja dan aturan turunannya dan apa yang telah dilakukan SP/Sb terhadap perubahan regulasi tersebut serta bagaimana secara reflektif SP/SB akan berperan kedepannya terhadap keberlangsungan Regulasi tersebut yang kebetulan momennya berdekatan dengan peringatan MAYDAY 2021.
Hadir dan terlibat aktif dalam sarasehan ini perwakilan dari berbagai federasi/serikat pekerja tingkat nasional, aktivis gerakan masyarakat sipil, akademisi, maupun peneliti perburuhan.
R Abdullah sebagai Koordinator GEKANAS sebagai pemantik diskusi menyatakan perlunya ada konsolidasi semacam ini lebih diintensifkan agar visi perjuangan SP dapat disatupadukan untuk memperjuangkan kesejahteraan Pekerja beserta keluarganya.
Ar Lazuardi sebagai Wakil Panitia Pelaksana mengatakan dengan jumlah pekerja formal sekitar 50 juta dibandingkan jumlah pekerja yang berserikat hanya sekitar 3, 2 juta (data desember 2020) menjadi kekhawatiran yang tidak dapat diabaikan. SP harusnya sangat gerah dengan data ini, aapa yang salah dari keberdaan SP sehingga banyak pekerja yang tidak tergabung dalam SP?, lanjutnya.
Oleh karena itu diperlukan inovasi bagi serikat pekerja dengan berbagai cara, diantaranaya mendorong perbaikan regulatif yang ramah terhadap kebelangsungan SP atau memastikan keberadaan SP menjadi terlihat berbeda manfaatnya bagi pekerja di satu perusahaan yang menjadi anggotanya maupun yang tidak. Misalnya mendorng PKB hanya berlaku bagi pekerja yang menjadi anggota, bukan berlaku untuk semua pekerja. Jadi terlihat keterikatan dan kemanfaatan berserikat. Imbuhnya.
Sarasehan ini diakhiri dengan berbuka puasa bersama dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Besar harapan dari banbyak peserta agar GEKANAS dapat memfasilitasi lagi kegiatan serupa namun dengan durasi yang lebih lama dan dengan tema yang mampu menghasilkan kesimpulan langkah gerak bersama. (zr)